"Bongkar" Adalah Lagu Indonesia Terbaik No.1 Sepanjang Masa.
Kisah lagu protes legendaris yang nyaris tidak terekam selamanya.
Majalah Rolling Stone Indonesia telah mengumumkan posisi teratas dari 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa melalui edisi istimewa terbaru yang telah terbit awal Desember ini di seluruh penjuru negeri. Lagu nomor satu terbaik sepanjang masa versi Rolling Stone tersebut adalah “Bongkar” milik grup Swami yang diciptakan Iwan Fals bersama Sawung Jabo dan rilis padatahun 1989.
“Bongkar” menduduki posisi puncak daftar lagu legendaris sepanjang masa setelah melalui proses pemilihan yang melibatkan 53 musisi, kritikus musik, jurnalis serta para pelaku industri musik nasional, di antaranya Yon Koeswoyo (Koes Bersaudara & Koes Plus),Addie MS, Dwiki Dharmawan, Log Zhelebour, Dewa Budjana, Armand Maulana, Remy Soetansyah, Theodore KS, Denny MR, Denny Sakrie, David Tarigan dan sebagainya.
“Jika sebuah lagu dianggap mampu mewakili kenyataan sosial, jika kesenian dianggap mampu mengungkap sejarah hingga ke titik paling autentik, maka "Bongkar" adalah sebuah fakta tak terbantahkan,” tulis Denny MR, pengamat musik senior yang menulis resensi tentang lagu ini di edisi istimewa tersebut.
“Kriteria yang kami sepakati bersama dari lagu-lagu yang terpilih ini adalah lagu tersebut harus diciptakan WNI, memberikan inspirasi, berasal dari wilayah musik populer, tergabung dalam album, kompilasi atau single yang di rilis, masuk di playlist radio nasional serta bukan karya yang menjiplak karya lagu lain,” tulis Adib Hidayat, managing editor Rolling Stone Indonesia.
Sebelumnya Majalah Rolling Stone Indonesia juga telah menerbitkan beberapa edisi istimewa yaitu,150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa(2007),The Immortals : 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa(2008) dan kini 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa.
Swami adalah grup yang digagas Iwan Fals pada tahun 1988 tak lama setelah rencana Tur 100 Kota album"Mata Dewa"miliknya dicabut izinnya oleh Mabes Polri tanpa alasan yang jelas. Pada jaman Orde Baru konser-konser musik yang bernuansa protes atau kritik kepada pemerintah memang sangat dikekang.
Selain Iwan Fals, Swami terdiri dari Sawung Jabo (gitar, vokal), Naniel (flute, perkusi), alm. Innisisri (drums), Nanoe (bass, vokal), Tatas (keyboards) dan Jerry (gitar). Sayangnya, usai rekaman Tatas dan Jerry mengundurkan diri hingga posisinya digantikan oleh kibordis Yockie Suryoprayogo dan gitaris Totok Tewel. Nama Swami sendiri dicetuskan oleh Sawung Jabo.
Panggung pertama Swami terjadi di sebuah acara ulang tahun sebuah kelompok pemanjat tebing dan hanya dibayar Rp 200 ribu saja. Sebelum akhirnya dibubarkan pada tahun 1992, Swami sempat merilis dua album (Swami IdanSwami II) yang melejitkan hits antara lain “Bongkar”, “Bento”, “HIO”, “Kuda Lumping.”
Jika di tahun 2009 “Bongkar” terpilih sebagai lagu nomor satu sepanjang masa, maka 20 tahun yang lalu, 1989, jaman dimana rejim Orde Baru Soeharto sedang ganas-ganasnya berkuasa, lagu ini sebenarnya nyaris tidak pernah terekam atau tercatat tinta emas sejarah musik tanah air.
“Kami berusaha mencari produser yang mau merekam lagu-lagu yang sudah kami latih ini, tapi ternyata susah. Hampir semua produser yang kami datangi selalu menjawab, "Bagaimana caranya kami menjual lagu-lagu macam ini. Bikin saja yang biasa," kilah mereka umumnya. Lagu-lagu ini mereka rasakan terlalu keras, terutama liriknya. Pasti akan bermasalah bagi mereka kalau dikeluarkan,” tulis Naniel C. Yakin, salah seorang personel Swami sekaligus salah satu pencipta lagu “Bento” di rubrik Soundwaves pada edisi istimewa tersebut.
Menurut Naniel, Iwan Fals menciptakan musik dan lirik bagi lagu ini. Hasilnya terjadi “kontroversi” diantara para personel Swami sendiri, khususnya di bagian lirik “Bongkar” yang dinilai terlalu keras untuk ukuran jaman represif saat itu.
Versi awal lirik lagu “Bongkar” ternyata banyak mengutip nama-nama tempat pelanggaran HAM berat yang dilakukan tentara Soeharto,misalnya, Kedung Ombo, Way Jepara hingga Kaca Piring. Para personel Swami yang lain menilai jika lirik lagu ini tidak diubah maka akan menjadi masalah bagi rilisnya album ini nantinya.
Iwan Fals bersikeras tak mau berkompromi untuk mengubah lirik lagu “Bongkar” karena menurutnya musisi “bukan kambing yang hanya menurut dibawa ke kanan, menurut dibawa ke kiri.”
Naniel menjawab, “Ya, tapi kita juga harus berstrategi, Wan. Bukan masalah takut dan berani. Kalau nggak boleh edar, buat apa kita mengerjakan rekaman ini?” Akhirnya Iwan menyepakati Sawung Jabo untuk merevisi lirik lagu “Bongkar” hingga akhirnya seperti versi yang kita kenal sekarang ini.
Hasilnya, lirik lagu “Bongkar” ternyata justru menjadi aktual sepanjang jaman dan bahkan ikut menjadi soundtrack perjuangan ketika gerakan demonstrasi mahasiswa sukses melengserkan rejim Orde Baru Soeharto di tahun 1998. Dan belakangan ketika Skandal Bank Century mencuat ke permukaan maka lagi-lagi soundtrack yang tepat untuk kasus ini adalah: “Bongkar.”
“Seperti halnya lagu-lagu lain di album perdana Swami, "Bongkar" adalah nyanyian murung berbahaya. Dengan tema protes keras yang menyambar ke sana kemari, personel Swami sepertinya telah siap untuk dihabisi pada saat mengayunkan langkah pertama: "Kami bertanya / tolong kau jawab dengan cinta…,” tulis Denny MR menutup resensi bersejarah tersebut.