Percayakah plend?! Bahwasanya iman kita ternyata lebih besar dari pada syuhada bahkan lebih besar dari pada para nabi bahkan pula lebih besar ketimbang imannya para malaikat? Kamu harus percaya plen! Bukan harus lagi tapi wajib binti kudu! Karna yang berkata bukan manusia biasa bukan pula para ulama juga bukan para sahabat bukan juga para malaikat melainkan makhluk yang paling sempurna didunia-akhirat yang setiap perkataannya adalah wahyu dari Allah swt. "wamaa yantiqu anil hawaa in hua illaa wahyuyyuhaa"[An-Najm.2-3) yaitu baginda Nabi Muhammad saw.
**
Diriwayatkan oleh Umar bin Khatthab r.a., beliau berkata: Saya bersama Rasulullah s.a.w sedang duduk-duduk.
Rasul s.a.w. bertanya kepada para sahabat,
"Katakan kepadaku, siapakah yang paling besar imannya?" Para sahabat menjawab;
'Para malaikat, wahai Rasul'.
Nabi s.a.w bersabda,
"Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah s.w.t telah memberikan mereka tempat".
Sahabat menjawab,
"Para Nabi yang diberi kemuliaan oleh Allah s.w.t, wahai Rasul". Nabi s.a.w. bersabda,
"Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah s.w.t telah memberikan mereka tempat".
Sahabat menjawab lagi,
"Para syuhada yang ikut bersyahid bersama para Nabi, wahai Rasul".
Nabi s.a.w. bersabda, "Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah s.w.t telah memberikan mereka tempat".
"Lalu siapa, wahai Rasul?", tanya para sahabat.
Lalu Nabi s.a.w. bersabda,
"Kaum yang hidup sesudahku. Mereka beriman kepadaku, dan mereka tidak pernah melihatku, mereka membenarkanku, dan mereka tidak pernah bertemu dengan aku. Mereka menemukan kertas yang menggantung, lalu mereka mengamalkan apa yang ada pada kertas itu.
Maka, mereka itulah yang orang-orang yang paling utama di antara orang-orang yang beriman". [Musnad Abi Ya'la, hadits nomor 160].
Begitulah keadilan Allah lewat Rosulnya untuk memberikan bisyaroh(kebahagiaan,kebanggaan) kepada kita ummat yang terbelakang. Bagaimana tidak plend?! Coba kita renungkan, kita tidak tahu dan tidak kenal siapakah makhluk mulia yang bernama Muhammad itu dan agamanya yang bernama Islam. Kita hanya tahu dari cerita cerita dari orang tua kita, guru agama kita atau dari siapa saja dan apa saja yang bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Hadis yang intinya adalah "KATANYA" tetapi kita mencintai,mengikuti dan mengimani(mempercayai)nya.
Atas dasar itulah kiranya sungguh wajar kalau iman kita dikatakan sang Nabi Iman yang paling besar dibanding Malaikat,Nabi,Sahabat. Coba pikirin, Wajar dong malaikat iman kepada Allah, orang mereka ditakdirkan begitu. Wajar juga dong Anbiya beriman, kalau tidak iman tidak bakalan Allah mengangkat mereka jadi Nabi, pun juga wajar sekali para sahabat beriman karna mereka di da'wah langsung oleh nabi, di ajak langsung oleh nabi, menyaksikan langsung sosok nabi dengan wibawanya, melihat langsung mu'jizat-mu'jizatnya seperti membelah bulan, isro'-mi'roj, de el el. Yang kalau mereka ada kesusahan, kemusykilan dalam agama mereka bisa menanyakan langsung ke baginda nabi.
Nah dari situlah (menurut saya pribadi loh) letak kebesaran iman kita. Tapi jangan terlalu bangga plen! Karna iman tidak hanya berkata "Aku beriman kepada Allah dan rosulnya" iman adalah sebuah proses yang tentunya kudu sejalan dengan kehidupan kita. Apalah arti kata iman kalau keseharian kita justru seperti kehidupan jahiliyah,kuffar yahudi-nashroni. Ada air putih malah milih minum bir, disuruh nutup aurat malah dipamerin, disuruh baca Quran malah baca koran, banyak deh kelakuan2 kuffar yg dilakuin orang yang ngakunya iman.
<==Balik Ke Gubug==<